Tahun 2022 lalu menjadi saksi perjalanan industri teknologi diterpa masalah ekonomi global. Dengan terjadinya kondisi ini, bisnis e-commerce mulai membuat langkah strategis untuk tetap bertahan dan berkembang. Di tengah isu-isu ekonomi global yang tak menentu, apakah user ecommerce Indonesia menurut? Yuk simak pembahasannya pada blog berikut ini.
Data Pengguna dan Jumlah Transaksi Ecommerce Indonesia
Bisnis e-commerce memasuki “winter”. Bank Indonesia (BI) mencatat total nilai transaksi e-commerce sepanjang 2022 mencapai Rp 476,3 triliun dengan volume 3,48 juta transaksi. Namun BI sendiri menargetkan untuk tahun 2022 sebesar Rp 489 triliun. Deputi Gubernur BI, Doni P Joewono menjalaskan saat ini BI masih mempelajari sejumlah faktor yang memengaruhi penurunan transaksi e-commerce tersebut. Apalagi saat ini pembatasan akibat pandemi Covid-19 sudah banyak dilonggarkan.
Berdasarkan data dari katadata yang diambil dari SimilarWeb, tren kunjungan ke situs e-commerce di Indonesia menurun pada awal 2023. Hal tersebut terjadi pada 5 e-commerce dengan pengunjung terbesar, yaitu, Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli, dan Bukalapak. Sepanjang Februari 2023 situs Shopee hanya mendapat 143,6 juga kunjungan. Angka tersebut turun sekitar 16% dibanding bulan Januari 2023. Bahkan turun 25% dibanding tahun lalu di bulan yang sama. Sama halnya dengan Shopee, jumlah pengunjung situs Lazada dan Bukalapak sempat naik pada awal tahun, akan tetapi merosot pada bulan Februari 2023.
Berapa situs e-commerce sempat mengalami penurunan pada Januari-Februari 2023. Namun, pada Maret 2023 trennya naik lagi, bersamaan dengan datangnya bulan Ramadhan 1444 Hijriyah. Fenomena itu terjadi pada sejumlah e-commerce dengan pengunjung terbesar di Indonesia, yakni Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Blibli.
Menurut data dari SimilarWeb, sepanjang Maret 2023 situs Shopee mendapat 159 juta kunjungan, naik 10% dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom). Jumlah pengunjung di situs Tokopedia juga naik sekitar 6% (mom), pengunjung situs Lazada meningkat 13% (mom), dan pengunjung situs Blibli juga tumbuh 5% (mom). Namun, untuk situs Bukalapak mendapat 17,1 juta kunjungan masih sama dengan bulan Februari 2023.
Baca juga : 5 Cara Membangun Brand E-commerce yang Sukses
Faktor Pendorong Masyarakat Untuk Belanja Online
Ada banyak faktor yang mendorong masyarakat Indonesia untuk berbelanja secara online. Beberapa faktor itu tercatat dalam laporan survei Populix yang berjudul “Indonesia Shopper Behavior on Promotion Week in the Face of Economic Uncertainty 2023”. Menurun laporan tersebut, mayoritas responden sebesar 48% melakukan belanja online karena didorong faktor kebutuhan. Ada faktor lain yang memotivasi responden untuk berbelanja online seperti ada promosi berupa cashback (25%), gratis ongkir barang (23%), dan untuk kepuasan diri (20%).
Selain faktor-faktor yang sudah disebutkan di atas, hal lain yang memotivasi responden adalah promosi berupa voucher, diskon tanggal kembar, diskon penjual, ulasan produk di toko, bundling produk gratis, produk edisi terbatas, dan undian berhadiah. Survei ini melibatkan 1.086 responden yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dengan rincian di Pulau Jawa 75%, Sumatera 16%, dan pulau-pulau lainnya 10%. Survei ini dilakukan pada periode 25-27 Januari 2023.
Fenomena Investor Winter yang Melanda Startup E-commerce Indonesia
Selama beberapa tahun terakhir dunia bisnis telah berubah dan berkembang dengan cepat. Ada banyak startup dan bisnis baru yang memanfaatkan teknologi untuk beradaptasi dengan perubahan pasar. Sebagian bisnis akan memilih mencari dana tambahan untuk survive di musim dingin atau yang biasanya berlangsung pada akhir tahun di kuartal keempat. Beberapa startup terdampak karena pandemi yaitu terjadinya penurunan tren pendapatan dan perekonomian pada kuartal ketiga tahun 2022.
Hal tersebut memicu terjadinya Investor Winter, dimana banyak investor yang tidak mau menanamkan modalnya pada startup. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya startup yang melakukan PHK kepada karyawannya sepanjang tahun 2022 kemarin. Salah satu perusahaan ecommerce Indonesia yang melakukan PHK besar-besaran adalah Shopee. Hal tersebut juga berdampak kepada konsumen yang menjadi ragu dan memilih menahan uangnya daripada mengalokasikannya untuk perusahaan startup yang dinilai “kurang aman”.
Pada dasarnya, ekonomi Indonesia masih baik-baik saja. Oleh karena itu, dana dari investor masih mungkin bisa masuk ke startup Indonesia. Namun para investor jelas akan lebih selektif untuk menanamkan modalnya. Setiap investor pasti ingin berinvestas pada startup yang bisa menunjukkan perkembangan dan peningkatan kinerja. Bukan yang hanya menjual nama besar dan valuasi saja.
Baca juga : Produk Terlaris di Shopee 2023 Untuk Ide Jualan
Apa yang Bisa Kita Lakukan Sebagai Konsumen?
Melihat dari beberapa pembahasan di atas, kita sebagai konsumen juga harus aware dengan tren dan isu ekonomi yang terjadi. Sebagai konsumen perlu mengetahui kebutuhan dan mengikuti tren. Sebelum melakukan pembelian barang di marketplace atau aplikasi e-commerce alangkah baiknya melakukan sedikit riset tentang barang yang ingin dibeli. Hal yang perlu diriset antara lain seperti harga barang, reputasi toko, promo yang berlaku, dan lain sebagainya.
Jika Ascomers sudah sering berbelanja melalui aplikasi e-commerce pastinya sudah paham dengan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing aplikasinya. Ascomers juga perlu update informasi tentang perusahaan yang menyediakan e-commerce tersebut agar bisa mempersiapkan jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.
Nah itu dia penjelasan mengenai penurunan jumlah pengguna ecommerce Indonesia. Kamu punya bisnis tapi bingung cara meningkatkan profit? Ascomers bisa daftar di program AsiaCommerce 30 Days Reseller Academy! Hanya dalam 30 hari kamu bisa belajar untuk mendapatkan 1 juta pertamamu. Sekarang sedang buka pendaftaran sampai 19 Juni 2023 dengan harga 250rb. Yuk buruan segera daftar, kapan lagi bisa dapat bimbingan ekslusif selama 30 hari biar bisa dapet cuan mandiri. Kamu bisa daftar dengan klik di sini atau klik banner yang ada di bawah ini.