Beberapa hari yang lalu, RateS mengumumkan melalui instagram bahwa mereka akan memberhentikan operasionalnya. Hal tersebut membuat para reseller RateS bersedih saat mendengar berita ini. Namun, apakah benar RateS tutup operasionalnya di Indonesia? Mari simak pembahasannya di bawah ini.
Apa itu RateS?
Bagi Ascomers yang belum tahu, Rate adalah startup social commerce asal Singapore yang meluncurkan aplikasi mobile yang bernama RateS. Aplikasi yang berbasis social commerce ini memberikan kesempatan bagi penggunanya untuk memulai bisnis online dan menjual berbagai barang tanpa memerlukan modal awal. RateS ini didirikan pada tahun 2018 berbentuk social commerce yang memudahkan penggunaannya melakukan bisnis tanpa modal awal.
Kronologi RateS Masuk di Indonesia
RateS pertama kali mengumumkan rencana untuk ekspansi ke Indonesia pada akhir tahun 2019. Startup ini menawarkan solusi pengiriman barang dengan konsep manajemen inventori. Hal tersebut yang memungkinkan setiap orang bisa memulai bisnis tanpa harus menyimpan stok barang.
Dikutip dari techinasia.com, CEO RateS Jake Goh menyampaikan bahwa layanan yang ditawarkan untuk pengguna aktif smartphone dan media sosial. Lebih spesifiknya adalah pengguna yang terbiasa dengan transaksi online, mulai dari pelajar hingga kalangan ibu rumah tangga yang ingin menjalankan bisnis sampingan.
Pada Januari 2022, RateS mendapatkan pendanaan Seri A+ yang dipimpin existing investor Vertex Ventures dengan total nilai US$6 juta atau setara Rp85,8 miliar (kurs saat itu). Pendanaan ini terbagi ke dalam dua bentuk, yakni US$4,5 juta untuk pendanaan ekuitas dan fasilitas pinjaman (debt funding) sebesar US$1,5 juta dari Genesis Alternative Ventures.
Dana tersebut digunakan RateS untuk ekspansi pasar di kota-kota tier 2 hingga 3 di Indonesia. Dengan memanfaatkan jaringan Kasikorn Bank sebagai investor barunya pada saat itu, RateS juga mengembangkan inovasi produk pembiayaan bagi para mitra reseller dan end-user dalam platformnya.
RateS Bantah Tutup Operasional di Indonesia
Menanggapi postingan tersebut, Jake Goh membantah bahwa RateS akan ditutup. RateS hanya mengurangi operasional karena kondisi saat ini yang belum stabil. Dan perusahaannya juga berencana untuk mengincar pendanaan baru. Jake menjelaskan bahwa mayoritas agen penjualan produk barang konsumen (fast-moving consumer goods/FMCG) dalam platformnya telah dihentikan. Dikarenakan perusahaan memutuskan untuk tidak lagi menawarkan produk dari vertikal ini kepada reseller.
Melalui akun instagram resmi RateS, mereka sempat mengunggah postingan yang mengumumkan bahwa akan menutup operasionalnya di Indonesia pada Februari 2023. Dalam postingan tersebut juga menambahkan informasi untuk mengingatkan para reseller untuk segera melakukan penarikan profit dari saldo penghasilan sebelum 31 Maret 2023.
Namun postingan RateS tutup pada instagram @rates.idn tersebut sudah ditarik dan mengunggah kembali dengan keterangan gudang operasional akan dihentikan pada 28 Februari 2023.
Baca juga : 9 Aplikasi Reseller Tanpa Modal yang Cocok Untuk Sampingan
Pertumbuhan Social Commerce di Indonesia
Salah satu faktor utama pertumbuhan social commerce adalah adanya video pendek dan TikTok yang menjadi tren saat ini. Sebuah laporan dari 5W Public Relations menemukan bahwa 28% pengguna TikTok akan membeli sesuatu yang diiklankan di platform setidaknya sekali. Social commerce memiliki peluang yang cukup menjanjikan jika dilihat dari banyaknya pengguna internet di Indonesia.
Berdasarkan informasi dari Diatce G. Harahap yang merupakan seorang Digitalpreneur, nilai transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV) e-commerce di Indonesia pada 2020 mencapai US$8 miliar dan US$3 miliar atau sekitar Rp42 triliun dari transaksi social commerce.
Peluang Bisnis Social Commerce
Menurut hasil survei dari We Are Social pada April 2021, sebanyak 88,1% penduduk Indonesia yang menggunakan internet memakai layanan e-commerce untuk membeli produk tertentu. Hal itu menjadi angka tertinggi dalam hal penggunaan e-commerce di dunia.
Di Indonesia, sebanyak 170 juta atau 61.8% dari total penduduk di Indonesia adalah pengguna aktif social media. Angka yang tinggi dari pengguna e-commerce dan social media tersebut tentu bisa menjadi peluang yang sangat bagus untuk kegiatan social commerce yang dilakukan oleh pebisnis untuk memperoleh pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Berdasarkan data dari Statista, GMV yang diperoleh melalui kegiatan social commerce di Indonesia diproyeksikan akan mencapai US$25 juta pada 2022. Hal itu menjadi peluang besar bagi para UMKM dalam memanfaatkan platform online e-commerce dan social media.
Saluran dan platform baru yang melibatkan pengguna atau viewers juga penting untuk sustainable growth dari perdagangan online. Melalui social commerce, calon pelanggan dapat menemukan produk melalui integrasi aplikasi media sosial atau tautan pembelian langsung. Sangat penting untuk memerhatikan, mengadaptasi, mengukur, dan menganalisis hasil dari kegiatan di platform tersebut.
Kesimpulan
Kesimpulannya, melihat peningkatan pengguna social media dan platform e-commerce yang menyediakan pengalaman jual-beli yang baru. Social commerce bisa memudahkan transaksi online antara penjual dan pembeli. Pertumbuhan social commerce juga didukung dari sisi marketers, developers, dan advertisers. Keputusan yang didasari oleh data serta UX yang akan mendapatkan keunggulan kompetitif dan multidimensi.
Hal tersebut bisa dimanfaatkan oleh UMKM dalam memaksimalkan penjualan melalui platform media sosial, salah satunya dengan menggunakan fitur “live” yang tersedia di beberapa platform media sosial. Tren tersebut tentu saja bisa membuka peluang munculnya kebiasaan baru bagi pelanggan dan pemain baru dari platform online lainnya dalam mengadopsi strategi dalam social commerce.
Di samping itu, hal tersebut juga menjadi tantangan bagi para pelaku usaha kecil yang belum memanfaatkan pemasaran atau penjualan secara online dan masih berjualan secara konvensional. Pentingnya transformasi digital juga menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan tren social commerce terhadap pelaku usaha yang masih menggunakan cara konvensional untuk berjualan.
Baca juga : Bisnis Menguntungkan di Tahun 2023
Nah, itu dia penjelasan mengenai kabar RateS tutup di Indonesia. Kamu ingin memulai bisnis tapi bingung mau mulai dari mana? Yuk join AsiaCommerce sebagai reseller! Di AsiaCommerce, kamu akan dibimbing bagaimana langkah-langkah sukses dalam menjual produk dari supplier terpercaya. Kamu juga bisa memulai bisnis sebagai reseller bersama AsiaCommerce dengan cara mendownload aplikasi di Android atau iOS. Jika ada pertanyaan, kamu bisa melakukan Konsultasi Gratis dengan chat ke Customer Support Whatsapp kami.