Produk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) semakin didorong oleh pemerintah untuk diekspor ke luar negeri. Dukungan ini diberikan sebab kontribusi sektor UMKM terhadap PDB telah mencapai 61%, dan mampu menyerap tenaga kerja mencapai 97% dari total tenaga kerja nasional. Capaian itu menjadi bukti bahwa sektor ini merupakan salah satu pondasi perekonomian nasional.
Meski begitu, melansir dari tempo.co, data Kementerian Koperasi menunjukkan bahwa ekspor UMKM masih terlalu rendah. Dari 64,3 juta pelaku UMKM yang ada, hanya segelintir saja yang mampu menembus pasar ekspor, yakni sebanyak 14,5 persen atau setara 9,3 juta pelaku UMKM saja. Sedangkan sisanya masih berkutat di distribusi pasar lokal.
Hal ini diperparah dengan terjadinya pandemi. Banyak produk UMKM yang mengalami berbagai kesulitan pada masa itu. Demi membuat situasi UMKM tidak semakin kolaps, pemerintah membuat berbagai kebijakan strategis. Kebijakan strategis yang diterapkan pemerintah dalam menanggulangi pandemi waktu itu di antaranya Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Program itu mencakup program dukungan UMKM, di antaranya di bidang pembiayaan KUR pada masa pandemi, Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), dan subsidi bunga/margin Non-KUR. Selain itu ada Penjaminan Kredit UMKM, Pembiayaan investasi kepada koperasi melalui LPDB KUMKM, Pajak Penghasilan Final (PPh) UMKM ditanggung pemerintah, serta bantuan tunai pedagang kaki lima, warung dan nelayan (BTPKLWN).
Semua program itu dilakukan agar produk UMKM lokal bisa dikenal di berbagai negara. UMKM yang sudah beroperasi secara stabil akan lebih mudah untuk menerapkan program ekspor ini. Lalu apa saja produk UMKM yang sudah diekspor ke luar negeri? Dari banyaknya UMKM di Indonesia, berikut ini daftar produk UMKM yang sukses diekspor ke mancanegara.
Baca juga: Inilah Komoditas yang Diekspor Indonesia ke Iran
1. Sambal Pecel La Sambal
Siapa sangka ternyata sambal pecel yang menjadi bumbu berbagai makanan yang sering kita makan menjadi produk UMKM yang diekspor ke luar negeri. Adalah La Sambal, yang merupakan UMKM binaan bea cukai tangerang yang sukses mengekspor komoditas tersebut. UMKM di Setu Tangerang Selatan, Banten, ini mengekspor sambel pecel ke Arab Saudi dan Hongkong.
Bea Cukai Tangerang telah melakukan kontrol terhadap perizinan, kualitas produk, hingga kemasan dan daya simpan produk. Sambal pecel La Sambal sudah memenuhi ketentuan perizinan dengan kepemilikan izin berusaha, izin produksi rumahan juga sertifikat halal. Alhasil, sambal pecel La Sambal tersebut begitu laris baik di pasar lokal maupun pasar global. Di pasar ekspor, mereka sudah mengekspor lebih dari satu ton pada periode Januari hingga Mei 2023.
2. Bubuk Kokoa Cartenz Cocoa
PT Persatuone Komoditas Indonesia yang merupakan perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Banten melakukan pembinaan terhadap merek Cartenz Cocoa. Pembinaan tersebut bertujuan untuk memproduksi bubuk kakao dengan kualitas tinggi. Bahan baku yang mereka gunakan adalah biji coklat yang telah dikumpulkan dari beberapa wilayah di daerah Sulawesi. Pembinaan tersebut sukses menghasilkan bubuk kakao yang layak untuk diekspor ke luar negeri.
Dalam kesempatan perdana mereka untuk melakukan ekspor, Cartenz Cocoa berhasil mengirimkan Cocoa Powder sebanyak 11 ton ke India dan sebanyak 17 ton ke Turki. Prestasi ini menandai langkah awal yang gemilang bagi perusahaan tersebut dalam memperluas pasar internasionalnya.
Dengan mengirimkan produk berkualitas tinggi ke India dan Turki, Cartenz Cocoa telah berhasil menarik minat dan kepercayaan dari pelanggan-pelanggan potensial di kedua negara tersebut. Ekspor dalam jumlah yang besar ini juga merupakan bukti nyata dari kemampuan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan oleh Cartenz Cocoa dan PT Persatuone Komoditas Indonesia.
3. Produk UMKM Asal Medan
Tiga bulan lalu, tepatnya pada Maret 2023, berbagai produk UMKM Medan diekspor secara bersamaan. Produk UMKM in merupakan binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskop UKM Perindag). Wali Kota Medan berhasil mewujudkan programnya untuk membuat UMKM Medan go international. Setelah melewati berbagai persyaratan administrasi, akhirnya delapan pelaku UMKM berhasil untuk mengekspor produk mereka.
UMKM yang pertama ialah Samirah Agro Indonesia yang berhasil menengekspor dua ton sekam dan lima ton kulit pinus ke Jepang. Tidak hanya itu, Harapan Berkah Selalu juga turut berpartisipasi dalam ekspor dengan mengirimkan 20 ton sapu lidi ke India. Selanjutnya, Aljannahs Farm Kitchen sukses memproduksi teh bunga telang yang laris manis di pasaran dan mampu mengekspor sebanyak 700 kg produknya ke Arab Saudi.
Tidak ketinggalan, Keloria Morina Jaya juga ikut berkontribusi dalam ekspor dengan mengirimkan 100 kg daun kelor ke Australia. Sementara itu, UMKM Sambal Gerilya memperoleh kesuksesan dalam penjualan sambal rumahan mereka yang terkenal lezat di Belanda dengan jumlah ekspor sebanyak 300 kilogram. Puri Food and Healthy juga berhasil mengekspor 500 kg komoditas gula aren dan gula aren cair ke Belanda.
Galery Ulos Sianipar pun tak mau ketinggalan dalam dunia ekspor dengan mengirimkan 1.000 kain ulos ke Zimbabwe dan Jerman. Terakhir, Mandiri Kopi, sesuai dengan nama UMKM mereka, mereka mengekspor salah satu komoditas ekspor tertinggi Indonesia yaitu kopi. Mandiri Kopi total mengekspor sebanyak 19 ton kopi ke Amerika.
4. Produk UMKM Asal Jawa Tengah
Pasar ekspor wilayah Eropa menjadi saksi dari keberhasilan dua produk unggulan yang berasal dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kuliner di Jawa Tengah. Kerjasama antara Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) dengan Program Promosi Impor Swiss (SIPPO) telah memberikan hasil yang menggembirakan. Hal tersebut disebabkan oleh berhasilnya dua UMKM memasuki rantai pasok makanan ringan di Eropa.
UMKM pertama adalah UMKM Agritek Desa asal Wonosobo. UMKM ini berfokus untuk memproduksi keripik buah dan sayur. Lalu, UMKM kedua yang turut mengekspor produknya adalah UMKM Aristokrat Indonesia Global yang berasal dari Kebumen. Mereka adalah produsen keripik lanthing yang terbuat dari olahan singkong.
Prestasi ini tidak hanya memberikan kebanggaan bagi UMKM tersebut, tetapi juga membuka peluang baru untuk ekonomi lokal di Wonosobo dan Kebumen. Kesuksesan ini menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya di Indonesia untuk terus berinovasi, meningkatkan kualitas produk, dan memperluas jangkauan pasar. Dengan adanya dukungan yang tepat dan akses yang lebih baik ke pasar global, UMKM Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan bisnisnya, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
Baca juga: Qris Antarnegara Hadir, Belanja di Luar Negeri Menjadi Mudah
Itulah artikel mengenai produk UMKM yang sukses diekspor ke mancanegara. Tentunya, kita mengharapkan lebih banyak lagi produk-produk lokal berkualitas tinggi untuk diekspor ke luar negeri. Hal ini secara tidak langsung berdampak pada meningkatnya kualitas UMKM dalam negeri karena hasil produk mereka dapat diterima dengan baik di mancanegara.
Kamu ingin produkmu diekspor juga ke berbagai negara tapi bingung mencari caranya? Tenang tidak perlu panik. Cukup hubungi AsiaCommerce untuk menemukan jawaban yang kamu cari. Kami siap membantu menjawab semua kebingungan dan pertanyaan kamu mengenai ekspor barang. Klik di sini atau banner di bawah untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.