Mixue itu sebenarnya bukan perusahaan es krim lho, Ascomers. Mereka adalah perusahaan supply chain yang menjual produk atau barang-barang untuk kebutuhan operasional bisnis. Berdasarkan dari laporan keuangannya Mixue, pendapatan dari penjualan es krim-nya kurang dari 1%. Mayoritas pendapataan mereka berasal dari penjualan bahan baku dan packaging.
Mixue adalah perusahaan es krim China pertama yang memiliki lebih dari 10 ribu cabang di seluruh dunia. Beberapa analis bisnis berpendapat bahwa jika dalam 3-5 tahun ke depan pertumbuhannya secepat sekarang, mereka bisa mengalahkan Mc Donalds’s dalam jumlah outlet. Bagaimana strategi Mixue dominasi bisnis F&B? Yuk kita belajar di blog berikut ini.
Sejarah Mixue
Sebelum belajar strategi Mixue dalam mendominasi bisnis F&B, kita juga perlu mengetahui sejarah awal berdirinya Mixue. Zhang Hongchao mendirikan Mixue Ice Cream & Tea pada tahun 1997. Perjalanannya dalam merintis usaha dimulai dengan menjual es serut di sebuah toko minuman dingin yang khusus menjual es serut. Zhang waktu itu bekerja paruh waktu sambil berkuliah.
Setelah beberapa lama bekerja di tempat penjual es serut, Zhang memiliki niatan untuk memulai bisnisnya sendiri. Saat itu dia mendapatkan pinjaman modal sebesar 4000 Yen atau setara 7 juta daari neneknya. Pada tahun 2000, strategi yang digunakan pada saat itu adalah menjual es serut yang enak dan harganya di bawah rata-rata. Dia hanya menjual es krimnya di bawah harga 1 Yen.
Setelah bisnisnya berjalan 7 tahun, Zhang mencoba strategi model bisnis franchise. Dalam kurun waktu satu bulan, sudah ada 27 cabang baru di China. Seiring berjalannya waktu, dia sadar bahwa jika menjual es krim dengan harga murah terus tidak akan mendatangkan keuntungan yang besar. Lalu dia mengubah model bisnis yang awalnya perusahaan F&B menjadi perusahaan supply chain.
Perubahan Strategi Bisnis
Perubahan model bisnis yang awalnya perusahaan F&B menjadi perusahaan supply chain didasari oleh konsep economic of scale. Mixue dikenal dengan harga murah yang menjadi DNA produknya, sehingga es krimnya ini bisa dinikmati oleh semua kalangan. Yang menjadi masalah adalah margin profit yang diambil tidak terlalu banyak. Katakanlah Mixue menjual es krim dengan harga 10 ribu dengan harga modal 7 ribu. Lalu bagaimana mereka mendapatkan cuan dari harga jual tersebut?
Mereka tidak mau menaikkan harganya karena itu merupakan DNA-nya Mixue itu sendiri. Di sisi lain, Mixue juga tidak mau mengurangi cost kalau kualitas rasanya jadi berkurang. Nah, itulah yang disebut dengan istilah economic of scale. Jika mereka bisa pesan 1 juta es krim atau dalam jumlah banyak lainnya, maka modal yang dikeluarkan untuk membeli bahan bakunya akan menjadi lebih murah.
Ide tersebut mungkin baru terpikirkan oleh Zhang ketika mengubah Mixue menjadi model bisnis franchise. Dan yang uniik dari bisnis franchise ini adalah tidak ada bagi hasil antara Mixue dengan pemilik franchise-nya.
Strategi Bisnis Dimulai dari Produk
Revenue streams Mixue berasal dari 72% penjualan bahan, 15% packaging, dan penjualan es krim hanya di bawah 1%. Lalu bagaimana Mixue bisa mendominasi bisnis F&B padahal penghasilan hasil penjualan es krimnya hanya 1% dari total pendapatan perusahaan? Hal inilah yang membuat Mixue merupakan perusahaan supply chain, bukan perusahaan F&B.
Mixue menerapkan strategi extreme low cost atau low price strategy. Mereka masuk ke negara-negara tier 3 dan tier 4 dengan pendapatan rata-rata penduduknya menengah ke bawah. Jika kalian lihat di seluruh cabang di Indonesia, harganya pasti di bawah 20 ribu. Dari sisi owner, Zhang merasa profit yang didapatkan sangat sedikit. Maka dari itu, dia tidak mau semua cabangnya milik sendiri. Dia memilih untuk menjual model bisnisnya ke orang lain sebagai franchise dan menjual mesin atau bahan bakunya ke pemiliki franchise tersebut.
Seperti yang sudah disebutkan di awal, Mixue menerapkan strategi economic of scale yaitu semakin banyak jumlah bahan yang dibeli maka semakin murah harganya. Dengan model bisnis franchise, mereka memperkuat sektor in-house supply chain dengan layanan logistic center seperti perusahaan supply chain pada umumnya. Lalu mereka menekan harga ke yang paling rendah agar bisa mendapat pelanggan dan mencari pemilik franchise baru, begitu terus secara berulang. Volume transaksi pembelian semakin besar, harga semakin turun yang menjadi kunci Mixue bisa tumbuh secepat mungkin.
Baca juga : 5 Strategi Branding Produk yang Wajib Kamu Coba!
Tujuan Strategi Bisnis
Tujuan dari strategi di atas adalah untuk penetrasi market dengan harapan bisa mendapatkan pelanggan sebanyak mungkin. Kalau dilihat sisi keuntungan, cara ini mirip seperti strategi ‘bakar uang’ yang dilakukan oleh startup. Mereka bakar uang dengan memberi harga murah untuk produk atau layanannya.
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah apakah Mixue akan menaikkan harga jual kedepannya? Ada kemungkinan iya. Tapi akan dilakukan secara perlahan hingga pelanggan sendiri pun tidak sadar harganya naik. Mirip seperti ojek online atau food delivery strateginya.
Karena Indonesia masuk ke dalam negara mass market dengan rata-rata pendapatan yang tersebar luas, masuk ke menengah ke bawah. Mixue pertama kali mencoba ekspansi pertama kali ke Vietnam di tahun 2018. Kebanyakan perusahaan di seluruh dunia melihat behavior yang sama dari Vietnam dan Indonesia. Sehingga dianalogikan seperti, jika di Vietnam sukses maka di Indonesia juga bakal sukses. Mixue masuk di Indonesia tahun 2020 dan cabang pertamanya ada di Bandung. Baru dari sanalah mereka mulai banyak buka cabang di berbagai kota di Indonesia.
Unique Selling Point Mixue
Ada poin unik yang menjadikan Mixue adalah franchisee friendly yaitu pemilik franchise tidak perlu bagi hasil sama sekali ke Mixue. Jadi ketika sudah dibeli, maka brand Mixue sudah menjadi hak milik pembeli franchise-nya.
Selain tidak bagi hasil, manajemen toko diurus oleh pemilik franchise sendiri. Sistem kasir, pegawai, dan operasional bisnis diatur sendiri oleh owner franchise-nya. Untuk desain dan kontraktor harus menggunakan dari Mixue, serta kontrak kerja selama 3 tahun. Jika ingin memperpanjang tidak perlu membayar lagi, cukup membayar management fee-nya saja.
Berikut adalah kalkulasi biaya franchise Mixue di Ibukota Provinsi.
Jika dilihat dari daftar tersebut, biaya mesin dan peralatan menjadi yang paling mahal. Tapi mesin dan peralatan tersebut akan menjadi hak milik franchise owner dan bukan punya Mixue lagi. Dengan estimasi total sekitar 700 juta, kamu sudah bisa membuka franchise Mixue termasuk paket bahan baku awal untuk estimasi 2 minggu. Namun, yang menarik adalah pemiliki franchise harus membeli kebutuhan bahan baku untuk penjualan dari Mixue lagi. Dan biaya pembelian bahan baku tersebut ditanggung oleh pemilik.
Nah, dari model bisnis ini sudah terbayang kan kenapa Mixue disebut perusahaan supply chain dan bukan perusahaan F&B. Karena lebih dari 80% reveue streams perusahaan Mixue berasal dari penjualan bahan baku dan mesin. Dengan sistem franchise seperti itu, membuat pemilik franchise mau tidak mau harus bergantung kepada Mixue untuk suplai bahan bakunya.
Kesimpulan
Dari penjelasan strategi bisnis dan sistem franchise dari Mixue, sudah keliatan bahwa perusahaan mereka berfokus untuk memperkuat supply chain. Hal yang bisa pelajari dari strategi Mixue ini adalah bagaimana cara kita untuk membuat sebuah model bisnis yang bisa berkembang tanpa harus memiliki semua cabangnya.
Kebanyakan orang mengira bahwa perusahaan F&B harus mendapat keuntungan dari menjual produk makanan dan minuman mereka. Mixue telah membuktikan kalau ada peluang lain yang bisa diambil. Mixue menjual bahan-bahan kebutuhan ke pemilik franchise yang tergabung ke dalam sistem mereka dan pemilik tersebut yang menjual makanannya.
Baca juga : Cari Barang Murah Untuk Dijual yang Untungnya Berlimpah
Nah itu rahasia strategi dibalik suksesnya Mixue dominasi bisnis F&B. Kamu ingin memulai bisnis impor tapi bingung cara memulainya? Yuk bergabung dengan AsiaCommerce! Dengan bergabung di AsiaCommerce kamu akan diberikan berbagai pelayanan yang akan memudahkan serta memenuhi kebutuhan kamu dalam berbisnis impor, mulai dari penentuan produk, konsultasi ekspor dan impor, konsolidasi paket, pengiriman logistik, inspeksi kualitas, pengadaan barang, jasa pengiriman, sampai pengurusan berbagai dokumen, perpajakan serta beacukai, agar kamu dapat secara penuh fokus ke dalam bisnis kamu. Sehingga kamu cukup memesan barang dengan jenis yang dinginkan dan menunggu barang sampai di tempat.
Jadi tunggu apa lagi? Yuk segera bergabung bersama kami. Klik di sini atau banner di bawah untuk informasi lebih lanjut.