Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!

Ketahui Apa Itu Dead Stock dan Cara Menanganinya!

by | Sep 30, 2023 | Product Sourcing

Dead stock, sebuah istilah yang kerap menghantui bisnis, terutama yang bergerak dalam perdagangan. Jika hal ini terjadi, berarti kamu memiliki barang yang teronggok di gudang, tak laku terjual, dan akhirnya berdebu hingga tak bernilai. 

Hal ini bukanlah masalah yang sepele, karena bisa menggerogoti profitabilitas bisnismu secara perlahan. Bagi kamu yang terjun dalam dunia bisnis, sudah seharusnya kamu mengenal lebih dalam apa itu dead stock dan bagaimana cara menghadapinya.

Seringkali, masalah muncul tanpa diundang dan bisa terjadi pada berbagai jenis bisnis, mulai dari toko retail hingga bisnis e-commerce yang tumbuh pesat. Kondisi ini bisa terjadi karena beberapa penyebab yang beragam, termasuk perubahan tren pasar, kesalahan peramalan permintaan, atau masalah logistik dalam rantai pasokan. 

Maka dari itu, penting bagi kamu untuk mengetahui apa saja yang bisa menyebabkan dead stock dan bagaimana cara mengatasinya.

Apa yang Dimaksud dengan Dead Stock?

Dead stock adalah kondisi yang tidak diinginkan saat barang-barangmu mengendap di gudang dan sulit untuk dijual di pasar. Dead stock bisa menjadi ancaman serius bagi profitabilitas bisnismu jika tidak segera diatasi. 

Kondisi di mana persediaan barang yang telah terlalu lama disimpan di dalam gudang tidak lagi memiliki daya jual di pasar membuat kamu mengalami apa yang disebut sebagai dead stock. Istilah ini mencakup berbagai jenis barang, mulai dari yang rusak, kedaluwarsa, sisa dari produk musiman, hingga barang yang salah dikirim. 

Kamu mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa barang berakhir seperti ini? Salah satu penyebabnya adalah ketidakmampuan pemilik bisnis untuk menganalisis pergerakan barang dengan baik.

Dalam dunia persediaan, terdapat dua istilah yang perlu kamu ketahui: fast moving dan slow moving. Barang-barang fast moving adalah yang cepat keluar dari gudang dan laku terjual, seperti makanan instan, sabun, atau beras. 

Di sisi lain, barang slow moving adalah yang pergerakan demand-nya tidak begitu tinggi, seperti sepeda motor atau mobil. Bagi seorang pebisnis, sangat penting untuk bisa menganalisis barang-barang ini dengan baik agar risiko terjadinya masalah dapat diminimalisasi.

Jadi, sekarang kamu telah memahami apa itu dead stock, tetapi pertanyaannya adalah, apa yang menyebabkan munculnya masalah ini? Mari kita lanjutkan ke subheading berikutnya untuk mengetahui lebih lanjut.

| Baca juga: Memahami Safety Stock: Pengertian, Manfaat, Cara Menghitung

Ketahui Apa Itu Dead Stock dan Cara Menanganinya!
(Freepik/Freepik)

9 Penyebab Terjadinya Dead Stock

Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan dead stock, sekarang kamu perlu mengetahui penyebab dari terjadinya dead stock.


1. Overstock

Terkadang, perusahaan membeli atau memproduksi produk dalam jumlah besar untuk memanfaatkan diskon atau menghindari kekurangan stok. Namun, jika produk tersebut tidak laku, mereka bisa menjadi dead stock.

2. Barang Rusak atau Kadaluarsa

Masalah ini juga dapat terjadi karena barang rusak atau kadaluarsa selama penyimpanan. Ini dapat terjadi karena kurangnya tata kelola gudang atau karena kualitas barang yang rendah.

3. Produk Tidak Laku di Pasaran

Produk mungkin tidak laku di pasaran karena tidak cocok dengan kebutuhan konsumen atau karena sudah tidak lagi diminati oleh pasar. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan, seperti harganya yang terlalu tinggi, kurang menarik dibandingkan produk kompetitor, atau tidak sesuai dengan kebutuhan target pasar.

4. Produk yang Kurang Inovatif

Produk yang kurang inovatif dapat menjadi dead stock karena kurangnya minat dari konsumen. Ini bisa terjadi jika perusahaan tidak mempertimbangkan perubahan tren dan preferensi konsumen dalam produksi produk mereka.

5. Kurangnya Fleksibilitas dalam Produksi

Perusahaan yang kurang fleksibel dalam produksi dapat mengalami dead stock karena mereka tidak dapat memodifikasi produksi sesuai dengan permintaan pasar. Ini dapat terjadi jika perusahaan memiliki proses produksi yang kaku dan tidak dapat diubah dengan mudah.

6. Kurangnya Koordinasi dengan Pemasok

Perusahaan harus bekerja sama dengan pemasok untuk memastikan bahwa produk yang diimpor sesuai dengan permintaan pasar. Jika tidak ada koordinasi yang baik, perusahaan mungkin membeli produk yang tidak terjual dan mempengaruhi margin keuntungan.

7. Kualitas Produk yang Buruk

Produk dengan kualitas buruk juga dapat menyebabkan masalah untuk bisnismu. Perusahaan harus memastikan bahwa produk yang diproduksi memenuhi standar kualitas yang ditetapkan untuk memastikan bahwa produk tersebut diterima dengan baik oleh konsumen.

8. Kelebihan Produksi yang Tidak Terkendali

Perusahaan mungkin memiliki sistem produksi yang tidak terkendali dan memproduksi jumlah produk yang berlebihan. Ini dapat menyebabkan terjadinya dead stock karena produk tersebut tidak dapat terjual dengan cepat.

9. Kurangnya Sistem Pemantauan Stok

Perusahaan mungkin tidak memiliki sistem pemantauan stok yang efektif, sehingga mereka tidak bisa mengetahui jumlah produk yang tersedia dan produk apa yang membutuhkan restok. Ini dapat menyebabkan perusahaan memproduksi produk yang tidak dibutuhkan.

Mengidentifikasi penyebab-penyebab ini dan mengambil tindakan yang sesuai untuk mengatasi mereka akan membantu kamu menghindari dead stock dan mengelola persediaan bisnismu dengan lebih efisien.

| Baca juga: Apa itu PPJK? Pengertian, Fungsi, dan Cara Mendapatkannya

Ketahui Apa Itu Dead Stock dan Cara Menanganinya!
(Freepik/Pikisuperstar)

10 Dampak Terjadinya Dead Stock untuk Bisnis

Dead stock memiliki sejumlah dampak negatif yang dapat mengganggu bisnismu. Mari kita bahas dampak-dampak tersebut secara lebih rinci:

1. Kehilangan Potensi Pendapatan

Dampak terbesar dari dead stock adalah kamu akan kehilangan potensi pendapatan yang seharusnya kamu dapatkan dari investasi dalam pengadaan barang. Investasi ini hanya akan menghasilkan keuntungan jika barang berhasil terjual. Jika hal ini terjadi, maka peluang keuntungan dari investasi tersebut akan hilang.

2. Peningkatan Biaya Holding

Biaya holding, atau dikenal sebagai biaya pemeliharaan inventaris, mencakup biaya seperti ruang penyimpanan (gudang), tenaga kerja, dan asuransi. Semakin banyak barang yang mengalami dead stock, semakin tinggi biaya pemeliharaan inventaris yang harus kamu tanggung sebagai pebisnis.

3. Kehilangan Opportunity

Semakin banyak waktu dan tenaga yang terbuang untuk mengatasi masalah dead stock, semakin banyak kesempatan atau peluang bisnis yang kamu lewatkan. Fokus terlalu banyak pada masalah inventaris yang buruk dapat menghalangi kamu dari mengejar peluang bisnis yang lebih potensial.

4. Mempersulit Manajemen Inventory

Dead stock akan mengambil ruang penyimpanan yang bisa digunakan untuk produk yang lebih cepat terjual. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan barang yang berpotensi menghambat operasi bisnismu dan menyulitkan manajemen inventaris yang efisien.

5. Kerugian Finansial

Masalah ini bisa menghambat aliran kas perusahaan, karena uang terkait dengan produk yang tidak terjual terjebak dalam inventaris. Biaya penyimpanan dan pengelolaan produk yang tidak terjual juga dapat menambah beban finansial perusahaan.

6. Pertumbuhan Bisnis Terhambat

Hal ini juga dapat membatasi pertumbuhan bisnis, karena perusahaan mungkin tidak memiliki dana yang cukup untuk meningkatkan produksi atau memenuhi permintaan pasar. Ini dapat menghambat pertumbuhan omset bisnismu.

7. Mengurangi Ruang Gudang

Dead stock dapat mengambil ruang yang seharusnya digunakan untuk produk yang lebih menguntungkan. Ini berarti kamu memiliki ruang terbatas untuk menyimpan produk-produk baru yang mungkin memiliki permintaan tinggi di pasar.

8. Mengganggu Efisiensi Operasional

Dead stock dapat mengganggu efisiensi operasional perusahaan karena perusahaan harus memprioritaskan penjualan produk yang tidak terjual, yang mengurangi kapasitas untuk memenuhi permintaan pasar.

9. Mempengaruhi Kemampuan Mengikuti Tren Pasar

Masalah ini dapat mengganggu kemampuan perusahaan untuk mengikuti tren pasar, karena mereka harus fokus pada penjualan produk yang tidak terjual daripada mengikuti tren yang sedang berkembang.

10. Mempengaruhi Reputasi Perusahaan

Dead stock juga dapat mempengaruhi reputasi perusahaan karena dapat memberikan kesan bahwa perusahaan tidak memahami pasar dan kebutuhan konsumen, yang dapat mengurangi kepercayaan konsumen pada merek dan produk perusahaan.

Pahami bahwa mengelola inventaris dengan bijak dan menerapkan strategi yang efektif adalah kunci untuk menghindari dampak-dampak negatif ini pada bisnismu.

| Baca juga: Mengenal Minimum Order Quantity (MOQ) Dalam Kegiatan Impor

(Freepik/Studio4rt)

Cara Mengatasi Dead Stock Jika Bisnismu Terdampak

Dead stock adalah masalah umum dalam bisnis, tetapi kamu tidak perlu panik. Ada beberapa strategi yang dapat kamu terapkan untuk mengatasi permasalahan ini dan mengurangi dampaknya terhadap bisnismu. Mari kita lihat beberapa strategi jangka pendek dan jangka panjang yang dapat membantu:

Strategi Jangka Pendek:

1. Memberikan Diskon ke Pelanggan

Salah satu cara paling efektif untuk menyingkirkan produk dead stock adalah dengan memberikan diskon besar kepada pelanggan. Ini dapat mendorong peningkatan permintaan terhadap produk, meskipun mungkin tidak menghasilkan keuntungan besar. Namun, ini membantu memulihkan beberapa biaya produksi dan membuka ruang penyimpanan di gudang.

2. Membuat Bundling dengan Produk Lain

Cobalah untuk membuat paket bundling dengan produk dead stock dan produk lain yang masih relevan. Ini dapat meningkatkan permintaan terhadap produk dead stock dan membantu mengurangi persediaan yang menumpuk.

3. Jual di Marketplace

Pertimbangkan untuk menjual produk dead stock secara online di marketplace. Buatlah kampanye menarik untuk menarik perhatian pembeli potensial dan menggerakkan barang dari gudangmu.

4. Kembalikan Produk ke Supplier

Jika memungkinkan, bernegosiasi dengan supplier untuk mengembalikan produk dead stock. Ini akan tergantung pada kebijakan pengembalian yang disepakati dalam perjanjian awal.

5. Mendonasikan Produk

Daripada membuang produk dead stock, pertimbangkan untuk mendonasikannya. Ini mungkin tidak menghasilkan pendapatan, tetapi akan membantu mengatasi masalah persediaan dan memberikan manfaat sosial.

Strategi Jangka Panjang:

1. Melakukan Stock Opname Secara Rutin

Wajibkan tim gudang untuk melakukan stock opname secara rutin setiap bulan. Ini akan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang stok yang tersedia dan membantu dalam perencanaan produksi dan pembelian material.

2. Menghabiskan Stok Lama Terlebih Dahulu

Minta tim marketing dan engineering untuk menghabiskan stok produk lama terlebih dahulu sebelum beralih ke produk baru. Jika mungkin, alihkan material stok lama ke produk atau jenis lain yang masih relevan.

3. Memperbarui Layout Gudang

Perbarui layout gudang untuk mengelompokkan produk berdasarkan material yang serupa. Ini akan membantu memudahkan akses dan manajemen inventaris.

4. Memberikan Forecast Pembelian

Manfaatkan kemampuan negosiasi dengan supplier dengan memberikan forecast pembelian untuk beberapa bulan ke depan berdasarkan data kebutuhan dari tim marketing. Ini dapat membantu supplier dalam perencanaan produksi dan mengurangi minimum order yang diperlukan.

Dengan menerapkan strategi ini, kamu dapat mengatasi masalah dead stock secara efektif dan mengurangi dampaknya terhadap bisnismu. Ingatlah bahwa mengelola inventaris dengan cerdas adalah kunci untuk meminimalkan potensi kerugian ini.

| Baca juga: Mengenal Warehouse Dalam Sebuah Bisnis

Impor Berbagai Produk 100% Laris di AsiaCommerce

Sekarang, setelah kamu mengetahui apa itu dead stock dan cara menanganinya, saatnya memulai bisnis impianmu. AsiaCommerce siap membantu kamu dalam menjalankan bisnis impor dengan sukses. 

Kami mengerti bahwa menjalankan bisnis impor tidak selalu mudah, tetapi dengan bantuan AsiaCommerce, kamu dapat memastikan produk-produkmu selalu laris di pasaran.

AsiaCommerce menawarkan berbagai layanan yang dapat mendukung kesuksesan bisnis impormu, termasuk konsultasi pengadaan barang, penyusunan spesifikasi produk kustom, quality control, hingga negosiasi harga barang dengan supplier.

Selain itu, kami akan memberikan bantuan dalam pengurusan bea cukai, logistik, dan dokumen tambahan yang mungkin diperlukan. Kami akan selalu hadir untuk membantu kamu meraih kesuksesan dalam bisnis impormu. 

Jadi, jangan ragu untuk bermitra dengan AsiaCommerce dan mulai impor produk-produk yang laris di pasaran dengan klik tautan berikut atau banner di bawah ini!

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments